AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Opportunities - CASSR
AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Opportunities

AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Opportunities

Bandung, 3 Desember 2024 – Centre for Asian Social Science Research (CASSR) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung dengan bangga menyelenggarakan seminar internasional bertajuk “AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Opportunities”. Seminar ini berlangsung sebagai bagian dari kerja sama antara FISIP UIN Bandung dan Yayasan Khazanah Global Nalar Hakekat (GNH).

Seminar ini dihadiri oleh berbagai pihak yaitu dosen, mahasiswa dan media. Antusiasme hadirin sangat tinggi terlihat dari peserta yang mencapai lebih dari 300 orang dan antrian panjang di depan gedung FISIP UIN Bandung ketika hendak memasuki Aula FISIP, tempat seminar berlangsung. 

Seminar ini bertujuan membahas peluang dan tantangan yang muncul dalam berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dari perkembangan AI (Artificial Intelligence [kecerdasan buatan]). AI dibahas dari berbagai perspektif, mulai dari implikasi teknologi terhadap perilaku sosial hingga peran media dalam membentuk identitas generasi muda.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu indonesia raya, Hymne UIN Bandung dan pembacaan ayat suci alquran. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dekan FISIP, sambutan wakil ketua umum yayasan khazanah GNH dan sambutan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Dekan FISIP, Prof. Ahmad Ali Nurdin, mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Khazanah GNH yang telah banyak mendukung acara ini serta menjadi narasumber pada acara ini. Ia  menyampaikan bahwa forum ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika kecerdasan buatan (AI) dan media sosial dalam memengaruhi kehidupan Generasi Z di tengah era globalisasi. 

Yayasan Khazanah GNH, yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum Ibrahim Ali Fauzi, menyampaikan pesan penting bagaimana AI telah berkembang luar biasa dalam konteks global. Uni Eropa, Amerika dan Cina telah mengeluarkan regulasi untuk mengakomodir perkembangan AI. Diskusi ini penting dilakukan untuk menjawab bagaiamana tantangan indonesia bisa mengantisipasi nasib masa depan dunia dan  gen z dengan perkembangan AI.

Rektor UIN Bandung, Prof. Rosihon Anwar, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada para penyelenggara khususnya Yayasan Khazanah GNH. Ia menekankan tentang kemunculan perkembangan AI seperti ChatGPT.  Dosen perlu bisa mendeteksi hasil plagiarism mahasiswa.

Acara inti, presentasi dan diskusi, diawali dengan pembukaan oleh moderator, Asep Muhammad Iqbal, Ph.D.,  Direktur Centre for Asian Social Science Research (CASSR) dan Dosen Sosiologi FISIP, UIN Bandung. Ia menyampaikan bahwa perkembangan AI perlu direspon dan dipahami oleh civitas academika termasuk Gen Z supaya tetap relevan mengikuti perkembangan zaman.

Seminar Internasional ini menghadirkan dua pembicara. Pertama, Dr Wisnu Uriawan, Senior Lecturer, Faculty of Science and Technology, UIN Bandung, yang membahas AI dari perspektif ‘hard science”. Kedua, Prof. Nadirsyah Hosen, Assosiate Professor & Deputy Director, Centre for Indonesian Law, Islam and Society [CILIS], Melbourne Law School, The University of Melbourne, Australia, yang menjelaskan AI dari perspektif sosial dan keagamaan.

Dr. Wisnu Uriawan menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 menekankan otomatisasi dan digitalisasi, sedangkan Masyarakat 5.0 memadukan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Keduanya menghadirkan tantangan dan peluang bagi generasi muda, terutama dalam penggunaan teknologi seperti AI. 

Menurut Wisnu Uriawan, tantangan dalam perkembangan AI meliputi penguasaan teknologi yang memadai bagi Gen Z, Isu privasi dan etika dalam penggunaan AI, regulasi dan kesenjangan akses teknologi. Namun, perkembangan AI menghadirkan berbagai peluang yang meliputi peningkatan produktivitas dan kreativitas melalui AI, inovasi dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi digital,  membuka peran baru sebagai pencipta teknologi, bukan hanya pengguna.

Ia juga menekankan bahwa AI adalah alat yang sangat kuat, tetapi penggunaannya memerlukan kebijaksanaan dan etika. Generasi Z diharapkan tidak hanya memahami teknologi ini, tetapi juga memanfaatkannya untuk menciptakan dampak positif di masyarakat.

Pembicara kedua, Prof. Nadirsyah Hosen, menekankan bahwa AI dapat berperan strategis dalam isu-isu sosial global sekaligus menyoroti tantangan etika dan nilai dalam penggunaan teknologi ini.  Menurutnya, umat beragama mesti berperan dalam pengembangan AI dengan cara berpartisipasi dalam penelitian dan desain AI untuk memastikan pengembangan yang etis dan mendukung aplikasi AI yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, seperti meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan keadilan sosial. Ia juga menekankan pentingnya spiritualitas dalam era kemajuan teknologi untuk menjaga keseimbangan moral.

Nadirsyah dalam presentasinya memberikan contoh pemanfaatan AI pada kasus boikot produk yang diduga mendukung Israel. AI dapat mengumpulkan dan memperbarui data produk serta perusahaan yang terhubung dengan Israel menggunakan informasi terbuka, laporan keuangan, dan data rantai pasok. Aplikasi berbasis AI dapat memindai barcode atau kemasan produk untuk menentukan asal usulnya. Ia menunjukkan ada inkonsistensi dalam daftar boikot produk pada berbagai platform. Baginya, ini menuntut pengguna untuk melihat isu boikot produk secara kritis.

Setelah pemaparan oleh kedua pembicara, seminar dilanjutkan dengan tanya-jawab yang menarik dan interaktif. Kemudian, acara diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari pihak FISIP UIN Bandung dan Yayasan Khazanah GNH dan foto bersama. 

Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan ilmu sosial dan pemahaman tentang AI di era digital.

Bandung, 3 Desember 2024

CASSR Team

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *