Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui Centre for Asian Social Science Research (CASSR) menggelar Studium Generale Semester Ganjil Tahun Akademik 2025-2026 dengan tema “Kondisi Demokrasi Indonesia: Kenyataan Sekarang dan Harapan di 2045” di Aula Anwar Musaddad, Rabu, 8 Oktober 2025.
Acara dibuka oleh Prof. Ahmad Ali Nurdin, M.A., Ph.D., Dekan FISIP UIN Bandung, dan dimoderatori oleh Asep Muhamad Iqbal, M.A., Ph.D.. Hadir sebagai pembicara utama Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D., Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, yang memaparkan tren penurunan demokrasi di Indonesia dan dunia.
Dalam paparannya, Burhanuddin menyoroti bahwa Indonesia kini menghadapi gejala regresi demokrasi dan masuk ke dalam kategori electoral autocracy. Ia menjelaskan bahwa Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2024 berada di kisaran 0,3–0,4, turun dari 0,6 pada tahun 2004. Penurunan ini, menurutnya, merupakan konsekuensi dari memburuknya kualitas demokrasi akibat politik uang, pelemahan lembaga oposisi, dan rendahnya partisipasi publik.
Menariknya, Burhanuddin juga menampilkan data mengenai bentuk partisipasi politik nonkonvensional di Indonesia, seperti petisi dan protes. Berdasarkan hasil survei, hanya 12% warga yang pernah menandatangani petisi dan sekitar 8% yang pernah ikut dalam aksi protes politik. Angka ini menunjukkan masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam menyalurkan aspirasi di luar mekanisme elektoral formal, seperti pemilu.
Ia menjelaskan bahwa dalam demokrasi yang sehat, baik partisipasi konvensional (voting, kampanye) maupun nonkonvensional (petisi, demonstrasi damai) memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas dan responsivitas pemerintah. Minimnya partisipasi tersebut, menurutnya, menandakan adanya jarak antara negara dan masyarakat yang harus dijembatani melalui pendidikan politik dan peningkatan literasi demokrasi.
Dalam bagian penutup, Burhanuddin menekankan pentingnya memperkuat partisipasi politik warga, transparansi pemerintahan, dan budaya politik toleran sebagai kunci mewujudkan demokrasi yang sehat menuju Indonesia Emas 2045.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa, dosen dan pembicara, mencerminkan semangat kritis civitas akademika FISIP dalam merawat nilai-nilai demokrasi.